Chat with us, powered by LiveChat
Tampilkan postingan dengan label CERITA PENDEK NELAYAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label CERITA PENDEK NELAYAN. Tampilkan semua postingan

Kamis, 09 Maret 2023

Saat Laut Marah



 Nelayan belum bisa melaut selama empat hari. Hujan turun dengan deras pada malam hari. Gemuruh ombak, hembusan angin kencang di kegelapan malam seakan pertanda alam sedang murka, laut sedang murka. Nyatanya, bintang-bintang tidak berani keluar. 

 Nelayan miskin yang bergantung pada laut sedih setiap hari. Nelayan harus menjual simpanan emasnya yang hanya satu sampai dua gram untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Mereka yang tidak punya apa-apa terpaksa meminjam ke rentenir. 

 Tapi di hari-hari sulit itu, ada pesta di rumah Pak Yus. Tidak ada yang menikah, tidak ada yang berulang tahun, dan bahkan Pak Yu pun tidak kaya. Pak Yus adalah seorang nelayan biasa seperti tetangganya. 

 Di hari-hari yang sulit itu, Pak Yu menyuruh istrinya memasak banyak nasi dan berbagai lauk pauk. Kemudian dia mengundang anak-anak tetangganya yang kurang beruntung ke rumahnya untuk makan. Dengan demikian, tangisan anak-anak kelaparan tidak akan terdengar lagi, melainkan akan digantikan dengan perut kenyang dan wajah cerah. 

 Sekarang tibalah hari kelima. Pagi-pagi sekali, Bu Yu membuat presentasi: “Pak, kita tinggal 20.000 lagi. Jika kita menawarkan makanan kepada anak tetangga lagi hari ini, besok kita tidak punya uang. Tidak yakin apakah kamu bisa pergi ke laut sore ini!" 

 Pak Yu terdiam sesaat. Sosoknya yang hitam kekar melangkah keluar rumah, melihat ke arah pantai dan melihat ke langit. Awan awan hitam bisa terlihat jauh menjanjikan cuaca buruk untuk malam ini.

 Kemudian dia melangkah pulang dan berkata dengan tegas: “Bu, pergi berbelanja di pasar. Seperti kemarin, ajak anak tetangga makan. Jangan khawatir tentang besok.” 

 Ibu Yus pergi ke dapur dan mengeluarkan keranjang pasar. Seperti biasa, dia mengikuti perintah suaminya. Sejauh ini, Pak Yus dapat mengatasi semua kesulitan. Sementara itu, Pak Yus pergi ke kamarnya dan berdoa. Dia meminta Tuhan untuk cuaca yang baik untuk sore dan malam itu. Dengan begitu para nelayan bisa pergi ke laut untuk menangkap ikan dan akan ada cukup makanan untuk seluruh desa untuk besok. 

 Sore harinya anak-anak makan di rumah Pak Yus. Mereka senang. Setelah selesai, mereka bersalaman dengan Pak dan Bu Yu dan mengucapkan terima kasih. 

 “Pak Yus, bisakah kita makan disini lagi besok?” tanya gadis kecil yang menggendong perawat itu. Mata hitam besarnya menatap tajam. 

 Bu Yus tersenyum miris. Dia tidak tahu harus berkata apa. Tapi dengan tegas, dengan suara besar dan dalam, Pak Yus berkata: "Tidak, Titi, besok kamu makan di rumah, dan semua anak ini makan enak di rumah." 

 Titi dan saudara perempuannya tersenyum. Mereka percaya apa yang dikatakan Pak Yus. Pak Yus adalah nelayan yang ahli. Barangkali dia tahu bahwa malam ini cuaca akan cerah dan para nelayan akan memanen ikan. 

 Sekitar pukul empat sore, Pak Yus keluar dari rumah dan melihat ke arah pantai. Laut tenang, angin sepoi-sepoi dan dedaunan pohon kelapa berdesir pelan. Awan hitam yang menjanjikan cuaca buruk menghilang entah kemana. Dia pergi tanpa pamit. 

 Sore itu, Pak Yus dan tetangganya pergi memancing. Perahu meluncur mulus. Nelayan berhasil menangkap banyak ikan. Saat fajar, perahu mereka menuju pantai dan diterima dengan gembira oleh anggota keluarga. 

 Pak Yus teringat anak tetangga. Tuhan menjawab doanya. Semua nelayan diberi penghidupan. Tidak ada pesta di rumah Pak Yusi hari itu. Semua anak makan di rumah ibunya. Sekali lagi di perahunya, Pak Yus mengucapkan doa syukur.

Tempat Wisata Di Daerah Garut

 Tempat Wisata Di Daerah Garut   Tempat Wisata Di Daerah Garut  Garut adalah sebuah kota di Jawa Barat yang memiliki keindahan alam yang men...